Senin, 29 April 2013

Metode Ampuh Agar Cepat Bisa Membaca Kitab Gundul

Sebetulnya membaca kitab gundul atau teks-teks arab tanpa harokat bukanlah pekerjaan yang sulit asalkan kita sudah tahu caranya. Yang dibutuhkan sebenarnya hanyalah kesungguhan kita dalam memadukan antara teori dan praktik. Karena kenyataan yang ada, para pelajar nahwu banyak menghabiskan waktunya untuk masalah teori, bahkan ironisnya mereka bertele-tele membahas teori yang tidak ada hubungannya sama sekali dengan membaca kitab.
Berikut ini cara-cara yang -insya Allah- akan banyak bermanfaat bagi pecinta percepatan kemampuan bisa membaca kitab gundul :
1.       Berdoa sepenuh hati.
2.       Menganggap bahwa membaca kitab gundul itu mudah.
3.       Menghapal dan memahami kaidah nahwu (meliputi definisi istilah, pembagian, macam dan contohnya)
4.       Menghapal dan memahami tasrif.
5.       Dalam waktu tiga atau empat bulan sebaiknya garis besar nahwu dan sorof sudah dikuasai, sehingga secepatnya bisa mempraktikkan.
6.       Banyak praktik, jangan terlalu sibuk dengan teori, apalagi teori yang tidak penting bagi pemula.
7.       Menghapal kosa kata (mufrodat), pengaruh kosa kata dalam memahami teks arab lebih dari 75 %. Sehebat apapun nahwu sorofnya seseorang, jika tidak ditunjang dengan kosa kata yang memadai, dia tidak akan bisa memahami teks arab, bahkan dalam menerapkan nahwu dan sorofnya-pun banyak melakukan kesalahan.
8.       Untuk bisa membaca kitab gundul tidak ditentukan berapa tahun dia belajar, tetapi ditentukan sejauh mana penguasaan nahwu-sorof dan kekayaan kosa kata (minimal 1500 kata).
9.       Gunakan dua kitab, satu gundul untuk latihan membaca dan yang satunya lagi sudah ada afsahannya (makna dan kode nahwu) untuk mengecek bacaan kita. Lebih baik jika ada ustadz atau teman yang siap menyimakkannya. Kitabnya terserah Anda.
10.   Jangan bosan membuka kamus -meskipun berulang kali- ketika kita mendapati kata yang tidak tahu artinya.
11.   Setiap kita mendapati kalimat, usahakan mengetahui kedudukan tiap kata  (tarkib), tasrif dan maknanya.

Dengan porsi latihan seperti itu serta dipadukan dengan kesungguhan, insyaALLAH membaca kitab gundul menjadi hal yang mudah. Tentunya sebanding dengan kualitas dan kuantitas latihannya.
4

Apa itu Ilmu Nahwu dan Sharaf???

Nahwu:
secara bahasa memiliki arti seperti atau misalnya (Kamus Al Munawwir) secara istilah, sebagaimana yg dikatakan pengarang kitab Al Fawakih Al janiyyah, sebuah kitab penjelasan dari kitab Mutammimah (yang merupakan penjelasan dari kitab jurmiyyah): Nahwu adalah ilmu tentang pokok, yang bisa diketahui dengannya tentang harkat (baris) akhir dari suatu kalimat baik secara i’rab atau mabniy… (baris atau harkat yg dimaksud disini adalah baris atau harkat terakhir dari suatu kata, contoh Alhamdu, maka yg dibahas dalam ilmu nahwu adalah harkat terakhir yaitu dhammah dri kata du)

biar pada ngerti maka kita make contoh : misalnya kita baca basmallah kan bismillahIrrahmanIr ahimi.. pernah kepikir gak kenapa dibaca kayak gitu? kenapa bismillahi dan bukan BismillahA atau bismillahu? Arrahmani bukan Arrahmana atau Arrahmanu? nah, disinilah fungsi ilmu nahwu, yaitu membuat sebuah kata bisa dibaca dengan benar sehingga menghasilkan makna atau arti yang benar..
karena bahasa arab itu, beda baris, maka bisa beda makna bahkan ada yg gak bisa diartiin kalo barisnya salah… Catet!

Shorof:
secara bahasa memiliki arti perubahan kata (kamus Al Munawwir) secara istilah shorof adalah perubahan bentuk kata dari bentuk yang satu ke bentuk yang lain… misalnya, dalam bahasa indonesia, kita bisa menggunakan kata teman, berteman, pertemanan, menemani, ditemani.. maka begitu juga dengan bahasa arab.. dan ilmu shorof lah yang membahas masalah seperti itu…

Pembukaan

Assalamu Alaikum Wr Wb agar kalian lebih mudah mendapatkan Ilmu dan selalu di ingat maka Tulislah apa yang kau dapat dengan menulis insya Allah kau akan selalu mengingat ilmu dan menghafalkannya. Sesungguhnya, menulis adalah ‘anak kandung’ membaca. Dengan banyak membaca, banyak pula hal yang dapat kita tulis. Ibarat bercocok tanam, membaca adalah proses menanam, sedangkan menulis adalah buahnya. Ilmu itu bagaikan buruan, dan menulis sebagai talinya seperti yang disebutkan dalam syair bahasa Arab al ilmu kasshaidi, qayyid suyudaka bilhibali yang artinya: Ilmu bagaikan buruan, ikatlah buruanmu dengan tali. Maksudnya tulislah ilmu yang kamu dapat agar suatu saat kamu lupa bisa dibuka kembali.. Dengan menulis, mereka mengikat ilmu yang sebelumnya mereka miliki dan pada akhirnya menambah ilmu dan wawasan mereka
Firman Allah Yaitu perintah pertama yang diberikan Allah kepada Rasul-Nya di gua Hira?

Iqra’ bismirabbikalladzi khalaq, Khalaqal insana min alaq, iqra’ warabbukal akram, alladi allama bilqolam, allamal insana malam ya’lam (Bacalah dengan [menyebut] nama Tuhanmu yang menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah, Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah, Yang mengajarkan manusia dengan perantaraan kalam [pena/pulpen], Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya). (QS Al-Alaq ayat 15)
 
Anda takkan bisa berbahasa arab dengan benar bila tak mempelajari NAHWU SHOROF, dan takkan bisa membaca kitab kuning bila ANDA tak belajar NAHWU SHOROF. berfikir bisa insyaAllah bisa . Berfikir sulit maka insyaAllah sulit.